KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah Kami panjatkan kepada Alloh
SWT, atas terselesaikannya Makalah Pengembangan Paragraf ini. Penulisan makalah
ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia. Oleh karena itu,
penulisan Makalah ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif panduan
dan menambah wawasan dalam menulis paragraf.
Makalah ini mengulas antara lain tentang:
1. Pengertian dan
kegunaan paragraf
2. Macam-macam
paragraf
3. Syarat pembentukan
paragraf
4. Letak kalimat utama
5. Cara mengembangkan
paragraf
Mudah-mudahan Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan baik secara materiil maupun moril dalam penulisan
Makalah ini.
12 November 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .........................................................................................
1
KATA PENGANTAR .......................................................................................
2
DAFTAR ISI ...................................................................................................... 3
BAB I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah ......................................................................... 4
B.
Rumusan Masalah ...................................................................................
4
C.
Tujuan Penulisan .....................................................................................
4-5
BAB II. PEMBAHASAN
A.
Pengertian Paragraf ................................................................................. 6
B.
Unsur-unsur Paragraf ............................................................................. 6
C.
Kegunaan Paragraf..................................................................................
6
D.
Macam-macam Paragraf .........................................................................
6-7
E.
Syarat-syarat Pembentukan Paragraf....................................................... 7-8
F.
Letak Kalimat Utama .............................................................................
8-10
G.
Mengembangkan Paragraf ......................................................................
11-15
BAB III. PENUTUP
1.
Kesimpulan..............................................................................................
16
2.
Saran ....................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................
17
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Paragraf merupakan suatu karangan yang paling singkat.
Dengan adanya paragraf, kita dapat membedakan dimana suatu gagasan mulai dan
berakhir. Kita akan merasa kesulitan membaca suatu tulisan atau buku jika tidak
ada suatu paragraf. Oleh sebab itu, kita perlu mempelajari paragraf baik
kegunaan, macam-macam, syarat pembentukan paragraf dan pengembangan paragraf.
Selama ini masik banyak orang yang asal-asalan dalam
menyusun paragraf. Hal itu dikarenakan karena kurang pahamnya dalam memahami
makna paragraf itu sendiri. Dalam makalah yang singkat ini, kami akan membahas
tentang paragraf. Pembahasan akan kami mulai dari hal yang paling sederhana
yaitu pengertian paragraf, kegunaan, macam-macam hingga syarat-syarat paragraf
dan pengembangan paragraf itu sendiri.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa saja
macam-macam paragraf dan kegunaanya?
2. Bagaimanakah syarat
pembentukan paragraf yang baik?
3. Dimanakah letak
kalimat utama dari suatu paragraf?
4. Bagaimana cara
mengembangkan suatu paragraf?
C.
Tujuan Penulisan Masalah
Makalah ini disusun ntuk memberi penjelasan kepada
pembacatentang paragraf dan cara pengembangannya sehingga dapat mempermudah
dalam penulisan suatu karya ilmiah atau karangan lainnya. Sementara bagi
penulis, tujuan penyusunan Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Bahasa Indonesia dan pendalaman materi tentang pengembangan paragraf.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Paragraf
Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam
sebuah karangan. Dalam terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh
semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat
utama atau topik, kalimat-kalimat penjelas sampai pada kalimat penutup. Himpunan
kalimat ini saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah
gagasan (Akhadiah dkk, 1991:144).
Paragraf dapat disebut juga dengan istilah alinea. Alinea
adalah kesatuan pikiran yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Alinea
merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian
untuk membentuk sebuah ide.
Paragraf dapat juga dikatakan karangan yang paling pendek
(singkat). Dengan adanya paragraf, kita dapat membedakan di mana suatu mulai
dan berakhir.
B.
Kegunaan Paragraf
Kegunaan paragraf antara lain sebagai berikut:
1.
Untuk menandai pembukaan topik baru, atau pengembangan
lebih lanjut topik sebelumnya.
2.
Untuk menambah hal-hal yang penting atau untuk memerinci
apa yang sudah diutarakan dalam paragraf sebelumnya atau paragraf yang
terdahulu.
C.
Macam-macam Paragraf
Berdasarkan tujuannya, paragraf dapat dibedakan menjadi :
1.
Paragraf Pembuka
Paragraf
pembuka memiliki peran sebagai pengantar bagi pembaca untuk sampai pada masalah
yang akan diuraikan oleh
penulis. Untuk itu, paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian
pembaca, serta sanggup mempersiapkan pikiran pembaca
kepada masalah yang akan diuraikan. Paragrap pembuka
ini tidak terlalu panjang agar pembaca tidak merasa bosan. Di samping untuk
menarik perhatian pembaca,
paragraf pembuka juga berfungsi untuk menjelaskan tentang tujuan
dari penulisan itu.
2.
Paragraf Penghubung
Paragraf
penghubung berfungsi menguraikan masalah yang akan dibahas oleh seorang penulis. Paragraf penghubung berisi
inti persoalan yang akan dibahas oleh
penulis diuraikan dalam paragraf ini. Oleh sebab itu, secara kuantitatif paragraf ini merupakan
paragraf yang paling panjang, antara
paragraf dengan antar paragraf harus saling berhubungan secara logis.
3.
Paragraf Penutup
Paragraf
penutup bertujuan untuk mengakhiri sebuah karangan/tulisan. Paragraf ini bisa
berisi tentang kesimpulan masalah yang telah dibahas dalam paragraf penghubung,
atau bisa juga berupa penegasan kembali hal-hal yang dianggap penting dalam
uraian-uraian sebelumnya.
D.
Syarat-syarat Pembentukan
Paragraf
1.
Kesatuan
Tiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok. Fungsi paragraf adalah untuk
mengembangkan gagasan pokok tersebut. Untuk itu, di dalam
pengembangannya, uraian-uraian dalam sebuah paragraf tidak boleh menyimpang
dari gagasan pokok tersebut. Dengan kata
lain, uraian-uraian dalam sebuah paragraf diikat oleh satu gagasan pokok dan merupakan satu
kesatuan. Semua kalimat yang terdapat dalam sebuah paragraf harus terfokus pada gagasan
pokok.
2.
Kepaduan
Syarat
kedua yang harus dipenuhi oleh suatu paragraf ialah koherensi atau kepaduan.
Sebuah paragraf bukanlah sekedar kumpulan atau
tumpukan kalimat-kalimat yang masing-masing berdiri sendiri-sendiri, tetapi dibangun oleh
kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik. Urutan pikiran yang teratur akan
memperlihatkan adanya kepaduan, dan pembaca pun dapat dengan mudah memahami/mengikuti
jalan pikiran penulis tanpa hambatan karena adanya perloncatan pikiran yang
membingungkan.
3.
Kelengkapan
Suatu paragraf dikatakan lengkap jika berisi
kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik/gagasan
utama. Sebaliknya suatu paragraf dikatakan tidak lengkap, jika tidak
dikembangkan atau diperluas dengan pengulangan-pengulangan.
Contoh :
Suku
Dayak tidaktermasuk suku yang suka bertengkar. Mereka tidak suka berselisih
atau bersengketa.
Paragraf
di atas merupakan contoh paragraf yang hanya diperluas dengan pengulangan.
E.
Letak Kalimat Utama
Sebuah
paragraf dibangun dari beberapa kalimat yang
saling berhubungan
dan hanya mengandung satu pikiran
utama dan dijelaskan oleh beberapa pikiran penjelas.
Pikiran utama itu dituangkan ke dalam kalimat utama dan pikiran-pikiran penjelas atau perincian dituang
ke dalam kalimat-kalimat penjelas.
Ada empat cara untuk meletakkan kalimat utama, yaitu :
1.
Pada awal paragraf
Paragraf
dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat utama. Kemudian
diikuti oleh kalimat-kalimat panjelas yang berfungsi menjelaskan pikiran
utama.paragraf ini bersifat deduktif, dari yang umum kepada yang khusus.
Kosa
kata memegang peranan dan merupakan unsur yang paling mendasar dalam kemampuan berbahasa, khususnya dalam karang
mengarang.
Jumlah kosa kata yang dimiliki seseorang akan menjadi
petunjuk tentang pengetahuan seseorang. Di samping itu, jumlah kosa kata yang dikuasai seseorang juga akan
menjadi indikator bahwa orang itu mengetahui sekian banyak konsep. Semakin banyak kosa kata
yang dikuasai, semakin tinggi pula tingkat pengetahuan seseorang. Dengan demikian, seorang
penulis akan mudah memilih kata-kata yang tepat/cocok untuk mengungkapkan gagasan yang
ada di dalam pikirannya.
2.
Pada Akhir Paragraf
Paragraf
dimulai dengan kalimat-kalimat penjelas. Kemudian diikuti oleh kalimat utama.
Paragraf ini biasanya bersifat induktif, dari yang khusus ke yang umum.
Pada waktu anak
memasuki dunia pendidikan, pengajaran bahasa Indonesia secara metodologis dan sistematis bukanlah merupakan
halangan baginya untuk memperluas dan memantapkan bahasa daerahnya. Setelah anak
didik meninggalkan kelas, ia kembali mempergunakan bahasa daerah, baik dalam pergaulan dengan
teman-temannya atau dengan orang tuanya. Ia merasa lebih intim dengan bahasa daerah. Jam
sekolah berlangsung beberapa jam. Baik waktu istirahat maupun di antara jam-jam pelajaran,
unsur-unsur bahasa daerah tetap menerobos. Ditambah lagi jika sekolah itu bersifat homogen
dan gurunya pun penutur asli bahasa daerah itu. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan pengetahuan
si anak terhadap bahasa daerahnya akan melaju terus dengan cepat.
3.
Pada Awal dan Akhir Paragraf
Peningkatan taraf pendidikan para petani, dirasakan sama
pentingnya dengan usaha peningkatan taraf hidup mereka. Petani yang
berpendidikan cukup, dapat mengubah sistem pertanian tradisional misalnya
bercocok tanam hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan, menjadi petani modern
yang produktif. Petani yang berpendidikan cukup, mampu menunjang pembangunan secara
positif. Mereka dapat memberikan umpan balik yang setimpal terhadap
gagasan-gagasan yang dilontarkan perencana pembangunan, baik ditingkat pusat
maupun ditingkat daerah. Itulah sebabnya, peningkatan taraf pendidikan.
4.
Tanpa Kalimat Utama
Paragraf
ini tidak memiliki kalimat utama. Berarti pikiran utama tersebar di seluluh
kalimat yang membangun paragraf tersebut. Bentuk ini biasanya digunakan dalam
karangan yang berbentuk narasi (yang berbentuk cerita) atau deskripsi (yang
berbentuk pelukisan). Pikiran utama didukung oleh semua kalimat.
Keributan ayam berkeruyuk bersahut-sahutan mengendur.
Kian lama kian berkurang. Akhirnya tinggal satu-satu saja terdengar kokok yang
nyaring. Dan ayam-ayam itu sudah mulai turun dari kandangnya, pergi ke ladang
dan pelataran. Dengung dan ruang lalu lintas di jalan raya kembali menggila
seperti kemarin. Raung klakson mobil dan suara kereta api bergema-gema
menerobos ke relun-relung rumah sepanjang jalan. Sayup-sayup terdengar dentang
lonceng gereja menyongsong hari baru dan menyatakan selamat tinggal pada hari
kemarin.
Paragraf
di atas dibangun oleh beberapa kalimat yang semuanya menjelaskan tentang
suasana di pagi hari. Jadi, pikiran utama tersebar di dalam beberapa kalimat
yang membangun paragraf itu.
F. Mengembangkan Paragraf
Salah
satu cara berlatih mengembangkan paragraf dapat dilakukan dengan membuat
kerangka paragraph dahulu
sebelum menulis paragraf itu. Sebagai contoh dapat dilihat paparan di bawah
ini.
Kerangka paragraf
Pikiran utama
: Keindahan alam di Tawangmangu makin surut
Pikiran penjelas
:
1. manusia
telah mengubah segala-galanya
2. hutan,
sawah, dan ladang tergusur
3. pohon-pohon
tidak ada lagi
4. pagar
bunga sudah diganti
5. gedung-gedung
mewah dibangun
Pengembangan paragraf:
Bernostalgia
tentang indahnya alam di Tawangmangu hanya akan menimbulkan kekecewaan saja. Dalam kurun waktu 25 tahun,
dinamika kehidupan manusia telah mengubah segala-galanya. Hutan, sawah, dan ladang telah
tergusur oleh berbagai bentuk bangunan. Ranting dan cabang pohon telah berganti dengan jeruji
besi. Pagar tanaman dan bunga yang dulu bermekaran dengan indahnya telah diterjang tembok
beton yang kokoh. Batu-batu gunung telah menghadirkan gedung plaza megah yang menelan
biaya triliunan
rupiah. Arus modernisasi dengan angkuhnya telah
menelan kemesraan dan indahnya alam ini.
Pengembangan paragraf dapat dibedakan berdasarkan teknik
dan isi paragraf.
1.
Berdasarkan teknik
a. Secara alamiah
Dalam hal ini penulis sekadar menggunakan pola yang sudah
ada pada objek atau kejadian yang di bicarakan. Susunan logis ini mengenal dua
macam urutan :
·
Urutan ruang (spesial) yang membaca dari satu titik ke
titik berikutnya yang berdekatan dalam sebuah ruang. Miasalnyagambaran dari
depan ke belakang, dari luar ke dalam, dari atas ke bawah dari kanan ke kiri,
dan sebagainya.
·
Urutan waktu (urutan kronologis) yang menggambarkan
urutan terjadinya peristiwa, perbuatan atau tindakan.
b. Klimaks dan
antiklimaks
Pikiran utama mula-mula diperinci dengan sebuah gagasan bawahan yang
dianggap paling rendah kedudukannya.
Kemudian berangsur-angsur dengan gagasan lain hingga gagasan yang paling tinggi kedudukan/kepentingannya
c. Umum ke khusus,
khusus ke umum (deduktif, induktif)
Cara
pengungkapan paragraf yang paling banyak digunakan adalah cara deduktif dan
induktif. Dan karya ilmiah
umunya berbentuk deduktif artinya dari umum ke khusus.
2.
Berdasarkan Isi
a.
Perbandingan dan pertentangan
Untuk
menambah kejelasan sebuah paparan, kadang-kadang penulis berusaha membandingkan
atau mempertentangkan. Dalam hal ini penulis
berusaha menunjukkan persamaan dan berbedaan antara dua hal. Syarat perbandingan/pertentangan
adalah dua hal yang tingkatannya sama dan kedua hal itu mempunyai persamaan sekaligus perbedaan.
b.
Analogi
Analogi
biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang sudah dikenal umum dengan
hal yang belum dikenal. Analogi ini dimaksudkan
untuk menjelaskan hal yang kurang dikenal tersebut.
c.
Contoh-contoh
Sebuah karangan generalisasi yang terlalu umum sifatnya
agar dapat memberikan penjelasan kepada pembaca, kadang-kadang memerlukan
contoh-contoh yang konkret.
d.
Sebab-Akibat
Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat berbentuk
sebab akibat. Dalam hal ini sebab dapat berfungsi sebagai pikiran utama, dan
akibat sebagai pikiran penjelas; atau sebaliknya.
e.
Definisi Luas
Untuk memberikan batasan tentang sesuatu, kadang-kadang
penulis terpaksa menguraikan dengan beberapa kalimat, bahkan beberapa alinea.
f.
Klasifikasi
Dalam pengembangan karangan, kadang-kadang kita
mengelompokan hal-hal yang mempunyai persamaan. Pengelompokan ini biasanya
diperinci lagi lebih lanjut ke dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil.
Berdasarkan tujuan dan sifatnya, paragraf dibedakan
menjadi lima macam, yaitu :
1.
Narasi : paragraf
yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa.
Ciri-cirinya:
ada kejadian, ada palaku, dan ada waktu kejadian.
Contoh:
Anak itu berjalan cepat menuju
pintu rumahnya karena merasa khawatir seseorang akan memergoki kedatangannya.
Sedikit susah payah dia membuka pintu itu. Ia begitu terkejut ketika daun pintu
terbuka seorang lelaki berwajah buruk tiba-tiba berdiri di hadapannya. Tanpa
berpikir panjang ia langsung mengayunkan tinjunya ke arah perut lelaki
misterius itu. Ia semakin terkejut karena ternyata lelaki itu tetap bergeming.
Raut muka lelaki itu semakin menyeramkan, bagaikan seekor singa yang siap
menerkam. Anak itu pun memukulinya berulang kali hingga ia terjatuh tak
sadarkan diri.
2.
Deskripsi : paragraf
yang menggambarkan suatu objek sehingga pembaca seakan bisa melihat, mendengar,
atau merasa objek yang digambarkan itu. Objek yang dideskripsikan dapat berupa
orang, benda, atau tempat.
Ciri-cirinya:
ada objek yang digambarkan
Contoh:
Perempuan itu tinggi semampai.
Jilbab warna ungu yang menutupi kepalanya membuat kulit wajanya yang kuning
nampak semakin cantik. Matanya bulat bersinar disertai bulu mata yang tebal.
Hidungnya mancung sekali mirip dengan para wanita palestina.
3.
Eksposisi : paragraf
yang memaparkan, menjelaskan, menyampaikan, menginformasikan suatu teori,
teknik, kiat, atau petunjuk sehingga orang yang membacanya akan bertambah
wawasannya.
Ciri-cirinya:
ada informasi
Contoh:
Bahtsul masail sendiri
merupakan forum diskusi keagamaan yang sudah mendarah daging di pesantren. Di
dalamnya, dibahas persoalan-persoalan masyarakat yang membutuhkan tinjauan
keagamaan secara ilmiah, rinci, dan terukur. Perlu diketahui pula bahwa
sebagian besar topik yang muncul didasarkan atas laporan, aduan, atau keluhan
masyarakat tentang persoalan agama, sosial, budaya, hingga ekonomi. Bisa
dikatakan bahwa bahtsul masail sesungguhnya merupakan cara khas pesantren untuk
menyuarakan aspirasi masyarakat melalui perspektif agama.
4.
Argumentasi : paragraf
yang mengemukakan suatu pendapat beserta alasannya.
Ciri-cirinya:
ada pendapat dan ada alasannya.
Contoh:
Keberhasilan domain itu memang
tidak mudah diukur. Sebab, domain tersebut menyangkut hal yang sangat rumit,
bahkan terkait dengan ''meta penampilan" siswa yang kadang-kadang tidak
kelihatan. Membentuk karakter manusia memang membutuhkan pengorbanan,
sebagaimana yang dilakukan negara-negara maju seperti Jepang, Singapura, dan Malaysia.
Mereka bisa maju karena memiliki banyak orang pintar dan berkarakter.
5.
Persuasi : paragraf
yang mengajak, membujuk, menyarankan atau mempengaruhi pembaca agar melakukan
sesuatu.
Ciri-cirinya:
ada bujukan atau ajakan untuk berbuat sesuatu
Contoh:
Sebaiknya pemerintah melakukan
penghematan. Selama ini, pemerintah boros dengan cara tiap tahun membeli ribuan
mobil dinas baru serta membangun kantor-kantor baru dan guest house. Pemerintah
juga selalu menambah jumlah PNS tanpa melakukan perampingan, membeli alat tulis
kantor (ATK) secara berlebihan, dan sebagainya. Padahal, dana yang dimiliki
tidak cukup untuk itu.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
·
Paragraf merupakan bagian karangan yang terdiri atas
beberapa kalimat yang berkaitan secara utuh dan padu serta membentuk satu
kesatuan pikiran.
·
Suatu paragraf bukanlah merupakan kumpulan atau deretan
kalimat yang masing-masing berdiri sendiri atau terlepas, melainkan dibangun
oleh kalimat-kalimat yang memiliki hubungan timbal balik.
·
Pengembangan paragraf tidak dapat dilakukan secara
sembarangan, tidak boleh terdapat unsur yang sama sekali tidak berhubungan
dengan topik, dan tidak mendukung topik. Penyimpangan pengembangan paragraf
akan menyulitkan pembaca, akan mengakibatkan paragraf tidak efektif.
B.
Saran
·
Dalam menyusun suatu paragraf hendaknya sesuai dengan
ketentuan atau syarat-syarat yang telah ada, sehingga mempermudah dalam membaca
dan dapat mengetahui isi dari suatu paragraf dengan mudah.
·
Khususnya bagi Pelajar atau Mahasiswa hendaknya mau
memahami bagaimana cara mengembangkan suatu tulisan-tulisan agar menjadi suatu
paragraf yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Nasucha, Yakub Drs. M. Hum dkk.2009.Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah.Yogyakarta:Media
Perkasa.
http://basasin.blogspot.com/2009/06/macam-macam-paragraf.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/pengertian-paragraf/
Belum ada tanggapan untuk "Makalah Bahasa Indonesia - Teknik Mengembangkan Paragraf"
Post a Comment