BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Makalah ini kami buat untuk
memenuhi tugas kami kepada guru Sejarah. Dan karena begitu pentingnya materi
ini dan untuk menambah pematerian, maka dengan ini kami memebuat makalah
sejarah kerajaan majapahit.
B.
Rumusan Masalah
Dalam makalah ini masalah yang akan dibahas diantaranya
meliputi:
1. Bagaimanakah
sejarah Kerajaan Majapahit?
2. Bagaimana
kehidupan pada masa kerajaan majapahit ?
C.
Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui
dan
memahami
sejarah
kerajaan
majapahit.
2. Untuk
mengetahui dan memahami sistem kehidupan pada masa kerajaan majapahit.
BAB II
PEMBAHASAN
Sesudah Singhasari mengusir Sriwijaya dari Jawa
secara keseluruhan pada tahun 1290 Singhasari menjadi kerajaan paling kuat di
wilayah tersebut. Hal ini menjadi perhatian Kubilai Khan penguasa Dinasti Yuan
di Tiongkok. Ia mengirim utusan yg bernama Meng Chi ke Singhasari yg menuntut
upeti. Kertanagara penguasa kerajaan Singhasari yg terakhir menolak utk
membayar upeti dan mempermalukan utusan tersebut dgn merusak wajah dan memotong
telinganya. Kublai Khan marah dan lalu memberangkatkan ekspedisi besar ke Jawa
tahun 1293. Ketika itu Jayakatwang adipati Kediri sudah membunuh Kertanagara.
Atas saran Aria Wiraraja Jayakatwang memberikan pengampunan kepada Raden Wijaya
menantu Kertanegara yang datang menyerahkan diri. Raden Wijaya kemudian diberi
hutan Tarik. Ia membuka hutan itu dan membangun desa baru. Desa itu dinamai
Majapahit yg nama diambil dari buah maja dan rasa “pahit” dari buah tersebut.
Ketika pasukan Mongolia tiba Wijaya bersekutu dgn pasukan Mongolia utk
bertempur melawan Jayakatwang. Raden Wijaya berbalik menyerang sekutu Mongol
sehingga memaksa mereka menarik pulang kembali pasukan secara kalang-kabut krn
mereka berada di teritori asing. Saat itu juga merupakan kesempatan terakhir
mereka utk menangkap angin muson agar dapat pulang atau mereka harus terpaksa
menunggu enam bulan lagi di pulau yang asing.
Tanggal pasti yg digunakan sebagai tanggal kelahiran
kerajaan Majapahit adl hari penobatan Raden Wijaya sebagai raja yaitu pada
tanggal 10 November 1293. Ia dinobatkan dgn nama resmi Kertarajasa
Jayawardhana. Kerajaan ini menghadapi masalah. Beberapa orang terpercaya
Kertarajasa termasuk Ranggalawe Sora dan Nambi memberontak melawan meskipun
pemberontakan tersebut tak berhasil. Slamet Muljana menduga bahwa mahapatih
Halayudha lah yg melakukan konspirasi utk menjatuhkan semua orang terpercaya
raja agar ia dapat mencapai posisi tertinggi dalam pemerintahan. Namun setelah
kematian pemberontak terakhir (Kuti) Halayudha ditangkap dan dipenjara dan lalu
dihukum mati.Wijaya meninggal dunia pada tahun 1309.
Anak dan penerus Wijaya Jayanegara adl penguasa yg
jahat dan amoral. Ia digelari Kala Gemet yg berarti “penjahat lemah”. Pada
tahun 1328 Jayanegara dibunuh oleh tabib Tanca. Ibu tiri yaitu Gayatri
Rajapatni seharus menggantikan akan tetapi Rajapatni memilih mengundurkan diri
dari istana dan menjadi pendeta wanita. Rajapatni menunjuk anak perempuan Tribhuwana
Wijayatunggadewi utk menjadi ratu Majapahit. Selama kekuasaan Tribhuwana
kerajaan Majapahit berkembang menjadi lbh besar dan terkenal di daerah
tersebut. Tribhuwana menguasai Majapahit sampai kematian ibu pada tahun 1350.
Ia diteruskan oleh putra Hayam Wuruk.
A.
Kehidupan Sosial
Ekonomi
Kehidupan politik kerajaan-kerajaan
Hindu-Buddha membawa perubahan baru dalam kehidupan sosial dan ekonomi
masyarakat Indonesia. Struktur sosial dari masa Kutai hingga Majapahit
mengalami perkembangan yang ber-evolusi namun progresif. Dunia perekonomian pun
mengalami perkembangan: dari yang semula sistem barter hingga sistem nilai
tukar uang.
Dari peninggalan sejarah diketahui
bahwa masyarakat Majapahit relatif hidup rukun, aman, dan tenteram. Majapahit
menjalin hubungan baik dan bersahabat dengan Negara tetangga, di antaranya
dengan Syangka (Muangthai), Dharma Negara, Kalingga (Raja Putera), Singhanagari
(Singapura), Campa dan Annam (Vietnam), serta Kamboja. Negara−negara sahabat
ini disebut dengan Mitreka Satata.
Disebutkan bahwa pada masa Hayam
Wuruk, penganut agama Hindu Siwa dan Buddha dapat bekerjasama. Hal ini
diungkapkan oleh Mpu Tantular dalam Sutasoma atau Purusadashanta yang berbunyi
“bhinneka tunggal ika tan hana dharma mangrawa” yang artinya: “di antara pusparagam
agama adalah kesatuan pada agama yang mendua.”
Rakyat Majapahit terbagi dalam
kelompok masyarakat berdasarkan pekerjaan. Pada umumnya, rakyat Majapahit
adalah petani, sisanya pedagang dan pengrajin. Selain pertanian, Majapahit juga
mengembangkan perdagangan dan pelayaran. Ini bisa kita simpulkan dari wilayah
kekuasaan Majapahit yang meliputi Nusantara bahkan Asia Tenggara. Barang
rempah, beras, gading, utama
yang diperdagangkan antara lain rempah− timah, besi, intan, dan kayu cendana.
Sejumlah pelabuhan terpenting pada masa itu adalah Hujung Galuh, Tuban, dan
Gresik.
Majapahit memegang dua peranan
penting dalam dunia perdagangan. Pertama, Majapahit adalah sebagai kerajaan
produsen yang menghasilkan barang-barang yang laku di pasaran. hal ini bisa
dilihat dari wilayah Majapahit yang demikian luas dan meliputi daerah−daerah
yang subur. Kedua, peranan Majapahit adalah sebagai perantara dalam membawa
hasil bumi dari daerah satu ke daerah yang lain.
Perkembangan perdagangan Majapahit
didukung pula oleh hubungan baik yang dibangun penguasa Majapahit dengan
kerajaan−kerajaan tetangga. Barang−barang dari luar negeri dapat dipasarkan di
pelabuhan−pelabuhan Majapahit. Dan sebaliknya, barang−barang Majapahit dapat
diperdagangkan di negara−negara tetangga. Hubungan sedemikian tentu sangat
menguntungkan perekonomian Majapahit.
Dalam hal kepemilikan tanah, di
Majapahit sama saja dengan yang berlaku di kerajaan-kerajaan sebelumnya. Begitu
pula mengenai perpajakan dan tenaga kerja. Para petani selalu bergotong royong
dalam hal bercocok tanam dan mengairi sawah.
B.
Kehidupan Budaya
Candi
Tikus
|
Kebudayaan
kerajaan Majapahit, Nagara kretagama menyebutkan
budaya keraton yang adiluhung dan anggun, dengan cita rasa seni dan sastra yang
halus, serta sistem ritual keagamaan yang rumit. Peristiwa utama dalam kalender
tata negara digelar tiap hari pertama bulan Caitra (Maret-April) ketika semua
utusan dari semua wilayah taklukan Majapahit datang ke istana untuk membayar
upeti atau pajak. Kawasan Majapahit secara sederhana terbagi dalam tiga jenis:
keraton termasuk kawasan ibu kota dan sekitarnya; wilayah-wilayah di Jawa Timur
dan Bali yang secara langsung dikepalai oleh pejabat yang ditunjuk langsung
oleh raja; serta wilayah-wilayah taklukan di kepulauan Nusantara yang menikmati
otonomi luas Ibu kota Majapahit di Trowulan merupakan kota besar dan terkenal
dengan perayaan besar keagamaan yang diselenggarakan setiap tahun. Agama
Buddha, Siwa, dan Waisnawa (pemuja Wisnu) dipeluk oleh penduduk Majapahit, dan
raja dianggap sekaligus titisan Buddha, Siwa, maupun Wisnu. Nagarakertagama
sama sekali tidak menyinggung tentang Islam, akan tetapi sangat mungkin
terdapat beberapa pegawai atau abdi istana muslim saat itu.
Walaupun batu bata telah digunakan
dalam candi pada masa sebelumnya, arsitek Majapahitlah yang paling ahli
menggunakannya. Candi-candi Majapahit berkualitas baik secara geometris dengan
memanfaatkan getah tumbuhan merambat dan gula merah sebagai perekat batu bata.
Contoh candi Majapahit yang masih dapat ditemui sekarang adalah Candi Tikus dan
Gapura Bajang Ratu di Trowulan, Mojokerto. Catatan yang berasal dari
sumber Italia mengenai Jawa pada era Majapahit didapatkan dari catatan
perjalanan Mattiussi, seorang pendeta Ordo Fransiskan dalam bukunya: "Perjalanan
Pendeta Odorico da Pordenone". Ia mengunjungi beberapa tempat di
Nusantara: Sumatera, Jawa, dan Banjarmasin di Kalimantan.
Ia dikirim Paus untuk menjalankan
misi Katolik di Asia Tengah. Pada 1318 ia berangkat dari Padua, menyeberangi
Laut Hitam dan menembus Persia, terus hingga mencapai Kolkata, Madras, dan
Srilanka. Lalu menuju kepulauan Nikobar hingga mencapai Sumatera, lalu
mengunjungi Jawa dan Banjarmasin. Ia kembali ke Italia melalui jalan darat
lewat Vietnam, China, terus mengikuti Jalur Sutra menuju Eropa pada 1330.
Di buku ini ia menyebut
kunjungannya di Jawa tanpa menjelaskan lebih rinci nama tempat yang ia
kunjungi. Disebutkan raja Jawa menguasai tujuh raja bawahan. Disebutkan
juga di pulau ini terdapat banyak cengkeh, kemukus, pala, dan berbagai rempah-rempah
lainnya. Ia menyebutkan istana raja Jawa sangat mewah dan mengagumkan, penuh
bersepuh emas dan perak. Ia juga menyebutkan raja Mongol beberapa kali berusaha
menyerang Jawa, tetapi selalu gagal dan berhasil diusir kembali. Kerajaan Jawa
yang disebutkan disini tak lain adalah Majapahit yang dikunjungi pada suatu
waktu dalam kurun 1318-1330 pada masa pemerintahan Jayanegara.
C.
Kehidupan
Politik
Majapahit memiliki struktur
pemerintahan dan susunan birokrasi yang teratur pada masa pemerintahan Hayam Wuruk,
dan tampaknya struktur dan birokrasi tersebut tidak banyak berubah selama perkembangan
sejarahnya. Raja dianggap sebagai penjelmaan dewa di dunia dan ia memegang
otoritas politik tertinggi.
Raja dibantu oleh sejumlah pejabat
birokrasi dalam melaksanakan pemerintahan, dengan para putra dan kerabat dekat
raja memiliki kedudukan tinggi. Perintah raja biasanya diturunkan kepada
pejabat-pejabat di bawahnya, antara lain yaitu:
·
Rakryan
Mahamantri Katrini, biasanya dijabat
putra-putra raja
·
Rakryan
Mantri ri Pakira-kiran, dewan menteri yang
melaksanakan pemerintahan
·
Dharmmadhyaksa,
para pejabat hukum keagamaan
·
Dharmma-upapatti,
para pejabat keagamaan
·
Dalam
Rakryan Mantri ri Pakira-kiran terdapat seorang pejabat yang terpenting
yaitu Rakryan Mapatih atau Patih Hamangkubhumi. Pejabat ini dapat
dikatakan sebagai perdana menteri yang bersama-sama raja dapat ikut
melaksanakan kebijaksanaan pemerintahan. Selain itu, terdapat pula semacam
dewan pertimbangan kerajaan yang anggotanya para sanak saudara raja, yang
disebut Bhattara Saptaprabhu.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kerajaan
Majapahit adalah nama sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur. Kerajaan ini
didirikan oleh Raden Wijaya pada 1293. Pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk
(1350-1389) yang didampingi oleh Patih Gadjah Mada (1331-1364), Kerajaan
Majapahit mengalami masa keemasannya.
B.
Saran
Semoga dalam makalah ini sasaran yang dibahas dapat menuju
apa yang telah diharapkan dan memperoleh apa yang telah di tetapkan dalam makalah
ini, oleh sebab itu kami meminta kritikan dari pembaca guna kesempurnaan
makalah ini selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. D.G.E. Hall (1956). "Problems of
Indonesian Historiography". Pacific Affairs 38 (3/4): 353—359.
2. Ricklefs (1991), halaman 19
3. Prapantja, Rakawi, trans. by Theodore
Gauthier Pigeaud, Java in the 14th Century, A Study in Cultural History: The
Negara-Kertagama by Pakawi Parakanca of Majapahit, 1365 AD (The Hague, Martinus
Nijhoff, 1962), vol. 4, p. 29. 34; G.J. Resink, Indonesia’s History Between the
Myths: Essays in Legal History and Historical Theory (The Hague: W. van Hoeve,
1968), hal. 21.
4. Taylor, Jean Gelman (23 Maret 2010).
Indonesia: Peoples and Histories. New Haven and London: Yale University Press.
pp. pp.29. ISBN 0-300-10518-5.
5. Ricklefs (1991), page 18 http://4blogku.blogspot.com/2010/03/sejarah-kerajaan-majapahit.html
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena alhamdulillah dengan limpahan karunia dan nikmat-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Tak lipa shalawat serta salam semoga tetap tercurah
pada Nabi akhir zaman Muhammad SAW, kepada para Sahabatnya, keluarga, serta
sampai kepada kita selaku umatnya. Amin.
Makalah berjudul “KERAJAAN MAJAPAHIT” ini saya buat
untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan guru mata pelajaran. Dan semoga,
selain memenuhi tugas tersebut, makalah ini dapat bermanfaat bagi khalayak
pembaca pada umumnya dan kami khususnya.
Wassalam
Amberi
Oktober 2012
Penulis
Belum ada tanggapan untuk "Makalah Sejarah - Kerajaan Majapahit"
Post a Comment